Keindahan Sebenarnya, Dari Cahaya Emas Sampai Tanjakan Cinta di Ranu Kumbolo

Selama ini Ranu Kumbolo selalu menjadi tempat singgah favorit para pendaki Semeru. Namun buat kamu yang masih mendaki pemula, tidak ada salahnya untuk menjadikan tempat ini menjadi destinasi pendakian pertama.

Meski jalur pendakiannya tidak ekstrim seperti menuju Semeru, namun cukup melelahkan untuk kamu yang baru mencoba mendaki. Sensasi perjalanan hingga pemandangan alam yang ditawarkan, tidak perlu ditanya lagi.

Menakjubkan !

Trek Pendakian ke Ranu Kumbolo

Jalur pendakian yang sulit selalu menjadi kekhawatiran pendaki pemula. Jika kamu mendaki gunung Semeru, ada banyak trek mendaki yang bukan hanya sulit namun juga membutuhkan kemampuan fisik yang cukup kuat.

Namun jika tujuanmu hanya Ranukumbolo, tidak perlu cemas dengan jalur pendakian yang ada. Pasalnya Ranukumbolo menawarkan trek pendakian yang sangat ramah, mudah dan hanya memakan waktu 4-5 jam saja dari Ranu Pani, Malang.

Hebatnya lagi, sepanjang jalur pendakian kamu tidak hanya sekedar berjalan dan mengatur napas yang berkejaran, melainkan juga disuguhi dengan panorama keindahan hutan yang masih sangat asri dan alami.

Bukan hanya membuat mata lebih segar, rimbunnya pohon menyatu dengan belukar juga membuat udara lebih sejuk. Membuat paru-paru terisi udara bersih agar lebih kuat untuk menempuh perjalanan lebih panjang.

Pesona Ranukumbolo Yang Menyihir

Pesona kecantikan Ranukumbolo
Kecantikan Ranukumbolo

Untuk pendaki pemula, tidak perlu kecewa jika kamu hanya mampu mendaki sampai Ranu Kumbolo. Pasalnya tempat ini selalu menjadi tempat singgah para pendaki Semeru yang dapat kamu minta kisah dan keseruan mereka selama mendaki.

Dari keseruan ini kamu dapat mulai membuat rencana pendakian selanjutnya menuju Semeru. Tidak perlu memaksakan diri karena mendaki tidak hanya untuk menantang diri namun juga perlu persiapan matang.

Sampai di pinggir Ranu Kumbolo, kamu akan segera terlupa dengan kekecewaan tidak mampu sampai puncak Semeru.

Air danau yang jernih dan masih alami, membuat rasa lelah tiba-tiba hilang saat bersentuhan dengan airnya yang sangat dingin.

Diantara suhu minus beberapa derajat di sekitar danau, kamu masih akan setia menunggu sang maestro datang di pagi hari, cahaya keemasan matahari terbit Ranu Kumbolo.

Untuk mengejar si cahaya emas ini, hampir sebagian besar pendaki memulai perjalanan sekitar sore sampai malam hari dari Ranu Pani.

Sesampai di Ranu Kumbolo menjelang tengah malam atau dini hari. Mendirikan tenda dan menunggu beberapa jam untuk matahari terbit di garis bukit.

Menjelang jam 6, perlahan-lahan cahaya keemasan itu datang dari balik bukit. Kabut-kabut tebal menghilang berganti cahaya emas yang terang benderang. Benar-benar surga dunia !

Baca : Berselancar di pulau Merah Banyuwangi.

Tentang Mitos Tanjakan Cinta

Datangnya si cahaya keemasan dari balik bukit Ranukumbolo tidak akan berhenti membuat Anda takjub selama berjam-jam.

Kamu tidak akan mampu beranjak berdiri menikmati warnanya hingga kehangatannya sampai saat berada di puncak kepala.

Namun menikmati si cahaya keemasan saja tidak cukup. Pastikan untuk menguji keabadian percintaan kamu dengan mengunjungi Tanjakan Cinta.

Tanjakan cinta gunung Semeru
Tanjakan cinta Gn. Semeru

Ada mitos yang bereda bahwa Tanjakan Cinta ini dapat menguji awet atau tidaknya kisah cintamu dengan pasangan.

Dulunya Tanjakan Cinta ini menjadi jalur pendakian pasangan muda, yang sayangnya memiliki kisah tragis.

Saat melewati tanjakan ini, sang pria meneruskan perjalanannya tanpa menengok ke belakang. Padahal tanpa diketahuinya, sang wanita kelelahan dan terguling meninggal karena tidak kuat menanjak.

Percaya atau tidak, banyak pasangan pendaki yang akhirnya melakukan napak tilas yang sama. Mereka melakukan pendakian tanpa menoleh ke belakang untuk mengharapkan kisah cinta abadi yang tidak terpisahkan apapun selain maut.

Apakah kamu mampu melakukannya ? Sejujurnya, pemandangan di belakang Tanjakan Cinta tersebut luar biasanya indahnya. Ditemani cahaya keemasan, kamu akan semakin terpesona dengan keindahannya.

Hamparan Ungu Bunga Verbena di Oro-Oro Ombo

Masih belum puas juga dengan menikmati hingar-bingar matahari terbit ? Atau menguji kekuatan cinta di Tanjakan Cinta Ranu Kumbolo ?

Masih ada spot lain di sekitar tempat wisata terbaik di Jawa Timur ini yang wajib Anda singgahi.

Pastikan datang ke Oro-Oro Ombo saat kamu mendaki kesana. Datang ke Oro-Oro Ombo akan membuat kekecewaan tidak dapat menikmati Puncak Semeru sedikit terobati.

Lokasinya berada dalam jalur perjalanan menuju pos terakhir Kalimati sebelum puncak Mahameru.

Setelah kamu melewati Tanjakan Cinta, ada empat pos selanjutnya yang harus kamu taklukkan untuk menikmati keindahan padang savanah di Oro-Oro Ombo.

Savana oro - oro ombo
Oro-oro ombo

Sedikit melelahkan namun tetap saja jalur pendakian yang ditawarkan juga tidak terlalu sulit. Sampai di Oro-Oro Ombo, hanya takjub saja yang dapat dikatakan.

Di padang sabana ini, terdapat habitat bunga Verbena.

Saat musim Verbena berbunga, padang sabana Oro-Oro Ombo akan menjadi lautan berwarna ungu. Seperti hamparan karpet tebal berwarna ungu di depan mata. Sangat indah, menakjubkan dan membuat Anda tidak kuasa untuk mengabadikannya.

Sayangnya Verbena hanya mekar di bulan April, jadi pastikan waktu pendakian kamu sesuai dengan waktu mekarnya.

Aturan Berkemah

Nama Ranu Kumbolo telah sangat populer sejak bertahun-tahun lalu. Popularitasnya menjadi keuntungan pemerintah daerah di satu sisi.

Namun disisi lain justru menjadi sumber petaka.

Pasalnya banyak dari pendaki yang meremehkan kelestarian lingkungan dan justru membuat Ranu Kumbolo tercemar.

Mulai April 2018 lalu, pengelola Ranu Kumbolo menerapkan beberapa aturan baru yang wajib dilakukan pendaki sebagai berikut :

1. Tempat Mendirikan Tenda

Pengelola Taman Nasional menetapkan ada dua spot untuk mendirikan tenda di sekitar danau.

Untuk mejaga kelestarian dan kebersihan air danau, pendaki hanya boleh mendirikan tenda 15 meter dari bibir danau. Hal ini untuk menghindari polusi air danau yang seringkali berasal dari kegiatan memasak, mandi dan cuci para pendaki.

2. Mencuci Peralatan, Mandi dan Buang Air

Aktivitas mencuci dan mandi masih diperbolehkan dengan banyak catatan.

Untuk cuci peralatan makan, pendaki harus membuat lubang galian untuk bekas makanan dan air cuci. Sementara mandi dan buang air dilarang dilakukan di danau melainkan telah disediakan toilet umum.

Meski belum dialiri air, namun semua kegiatan mandi dan buang air harus dilakukan dalam toilet.

3. Dilarang Berenang

Sekali lagi danau berada dalam kondisi yang mulai tercemar seiring dengan popularitasnya yang semakin meningkat.

Untuk mencegah polusinya semakin tinggi, semua pendaki dilarang mandi atau berenang. Selain itu suhu air danau yang ekstrim sangat berbahaya untuk dibuat berenang.

4. Api Unggun

Menyalakan api unggun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendakian.

Namun bersama dengan jumlah pendaki yang semakin banyak, aktivitas api unggun meningkat dan jumlah kayu yang semakin berkurang.

Untuk itu pihak pengelola telah membuat bangunan api unggun untuk semua pendaki sehingga lebih hemat kayu.

Baca juga : Wisata alam Telaga Sarangan.

Rute Perjalanan Menuju Ranukumbolo

Papan petunjuk di Ranu kumbolo
Papan informasi

Jalur pendakian ke Ranu Kumbolo sama dengan Semeru. Jika kamu masih ragu-ragu dengan jalur pendakian yang ada, cari teman selama pendakian untuk menghindari tersesat.

Biasanya pendaki dengan tujuan Semeru akan menjadikan Ranu Kumbolo sebagai pos singgah yang tidak pernah dilewatkan.

Perjalanan menuju kota Malang sebagai titik awal pendakian menuju Ranu Kumbolo. Sampai di Malang, Anda harus melakukan perjalanan menuju Tumpang, dapat ditempuh dengan transportasi publik yang murah.

Sampai Tumpang, sewa Jeep khusus untuk menempuh medan jalan yang cukup berat menuju Ranu Pani. Sampai di Ranu Pani Anda harus melakukan registrasi untuk melanjutkan pendakian menikmati keindahan Ranu Kumbolo.

Jadi, kapan ada rencana kesana ?

Ayo Berikan Ulasan Anda

Berikan informasi dan penilaian terbaik Anda untuk membantu wisatawan lain yang berkunjung.