Menikmati Pemandangan Senja Spektakuler di Tepi Tebing Pura Uluwatu Bali

Menjadi destinasi yang tidak terlalu diunggulkan ( utamanya di kalangan masyarakat lokal ), Pura Luhur Uluwatu menjadi salah satu lokawisata yang sering diabaikan. Di lain sisi, turis mancanegara justru memiliki ketertarikan lebih untuk menjelajahi pura–pura yang ada di Indonesia.

Bali sebagai salah satu destinasi wisata yang memiliki banyak Pura untuk bisa dijelajahi oleh para wisatawan. Selain Uluwatu, ada juga Pura Ulun Danu Bratan yang cukup terkenal.

Pura yang terletak di tepi bukit karang ini menambah panjang daftar pura Hindu di kawasan Bali. Berada di ketinggian sekitar 97 meter di atas permukaan laut membuat pura ini memiliki beberapa kelebihan yang menjadikannya unik dibandingkan dengan pura–pura yang lain.

Atraksi Wisata Pura Luhur Uluwatu

Berada di dataran tinggi yang menghadap langsung ke arah pantai membuat tempat liburan di Bali ini mempunyai beberapa spot yang menarik untuk dijelajahi oleh wisatawan.

Pura ini masih aktif digunakan sebagai tempat beribadah oleh umat Hindu. Maka tidak heran jika pura ini kental akan nuansa mistis dan agamis yang menyelimutinya.

Menyambangi Pura Uluwatu Bali, kamu akan di sambut dengan kera–kera imut nan lucu yang doyan “menganggu”. Sudah ada sejak lama, kera–kera tersebut dibiarkan hidup bebas dan berinteraksi langsung dengan wisatawan yang berlalu lalang.

Namun, cara mereka berinteraksi agaknya terasa cukup menyebalkan bagi sebagian orang. Masalahnya, ketimbang menunjukkan sisi imutnya, kera–kera disini lebih senang mengobrak-abrik isi tas para turis.

Jika sudah kehilangan barang, lebih baik kamu mengikhlaskan saja, ya. Pasalnya, mereka tidak akan mengembalikannya dengan mudah.

Jadi solusinya kamu harus bisa menyimpan barang bawaan dengan baik. Jangan coba memamerkan makanan atau benda–benda penting di depan mereka kecuali kamu memang niat untuk memberikannya.

Menikmati Alam Dari Ketinggian 97 Mdpl

Keindahan matahari terbenam di Pura Luhur Uluwatu
Sunset di Uluwatu by Donot6_studio/Shutterstock.com

Pura Uluwatu di bangun di atas anjungan batu karang yang terjal dan menjorok ke lautan. Di depannya terdapat hutan bernama alas Kekeran yang cukup asri, sehingga perjalanan ke pura akan terasa lebih adem.

Menapaki beranda pura Uluwatu akan membawamu menemukan spot yang pas untuk menikmati pemandangan indah dari pantai Suluban Uluwatu yang berada tepat di bawah bukit karang.

Hamparan pantai sebening kristal itu akan menyegarkan pandanganmu dengan warna air hijau kebiruan yang memendarkan cahaya matahari. Belum lagi suara gemuruh ombak yang memecah batuan karang di tepi pantai dan kuatnya hembusan angin yang sejuk di kulit.

Pagi, siang, sore, malam, atau kapan pun kamu datang, pemandangan memukau dari pantai Suluban selalu menantimu. Jika siang hari pura akan menyuguhkan lanskap laut yang mempesona, maka menjelang malam kamu akan mendapatkan bonus tambahan berupa panorama sunset yang indah ketika matahari perlahan tenggelam di ufuk barat.

Baca : Kisah 28 tahun Garuda Wisnu Kencana.

Pertunjukkan Seni Tari Kecak

Pertunjukan tari Kecak Bali di Pura Uluwatu
Kecak by Icavin.blogspot.com

Pertunjukan tari kecak mungkin sudah sering ditampilkan di layar kaca, namun pernahkah kamu melihatnya secara langsung ? Jika belum, maka ini kesempatan kamu untuk menyaksikannya secara langsung.

Biasanya pertunjukkan akan dimulai pada pukul 6 sore hingga 7 malam setiap harinya. Melibatkan 50 hingga 100 penari yang duduk melingkar di bawah mengenakan kain berwarna hitam putih, tarian Kecak akan menampilkan kisah Ramayana kepada para pengunjung yang hadir.

Ada 4 adegan yang dibawakan dalam pertunjukan tersebut, diantaranya ialah adegan Rama, Shinta, dan Kijang Emas. Kemudian, adegan Shinta, Rahwana, dan Garuda. Lalu adegan Twalen, Rama, Laksamana, dan Hanoman.

Dan terakhir, adegan Shinta, Trijata, dan Hanoman.

Tidak ada instrumen musik yang digunakan selama pertunjukkan berlangsung. Namun pertunjukkan tidak akan berjalan senyap karena para penari akan mengeluarkan suara berbunyi “cak, cak, cak” untuk mengiringi pertunjukkan.

Untuk menikmati tarian berdurasi 1 jam tersebut kamu akan dikenai biaya sebesar kurang lebih Rp. 100.000 per orang.

Selain tarian Kecak, biasanya penduduk yang beragama Hindu juga akan melangsungkan peribadatan di sekitar pura, sehingga akan lebih baik jika kamu menghargai hal tersebut dengan tidak membuat kebisingan.

Hal itu tidak terlepas dari status Pura Uluwatu sebagai Pura Sad Kahyangan Jagat. Dengan demikian wajar saja jika banyak umat Hindu yang melaksanakan ibadah di tempat tersebut.

Sebagai Pura Sad Kahyangan Jagat, Pura Uluwatu terbuka bagi semua lapisan umat Hindu dari berbagai latar kasta, garis keturunan, dan profesi.

Makan Enak di Rumah Makan Sekitar

Jika perjalanan wisata ke Pura Luhur Uluwatu Bali membuatmu lelah, maka ini saat yang tepat bagi kamu untuk mampir ke rumah makan terdekat.

Tidak perlu khawatir, selain menyajikan kuliner khas Bali, rumah makan di sekitar kawasan pura juga menyajikan menu internasional, lho.

Tidak hanya itu, beberapa rumah makan bahkan menyajikan menu halal bagi para wisatawan Muslim yang sedang berlibur di Pura Uluwatu. Misalnya saja, rumah makan D’Sambal yang punya banyak menu makanan halal yang dibanderol dengan harga cukup terjangkau.

Akses Lokasi

Pura Luhur Uluwatu terletak di kawasan Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Bali. Untuk memasuki pura, kamu perlu terlebih dahulu membayar harga tiket masuk sebesar Rp. 20.000 ( dewasa ) dan Rp. 10.000  ( anak–anak ).

Dari pantai Ungasan kamu hanya memerlukan waktu selama kurang lebih 2 jam untuk bisa sampai ke Uluwatu. Waktu tempuh bisa lebih cepat jika kamu menempuh perjalanan tersebut dengan kendaraan roda dua.

Ayo Berikan Ulasan Anda

Berikan informasi dan penilaian terbaik Anda untuk membantu wisatawan lain yang berkunjung.